- See more at: http://www.ngeblognews.com/2012/02/cara-memasang-meta-tag-super-seo-di.html#sthash.vunxQAi1.dpuf Seminar Nasional " REPOSISI KERATON SURAKARTA UNTUK MASYARAKAT ?" ~ KEMBUL SWARA MUDA

Senin, 01 Juli 2013

Seminar Nasional " REPOSISI KERATON SURAKARTA UNTUK MASYARAKAT ?"


Ungkapan tentang nasib Keraton Surakarta Adiningrat, yang menyatakan bahwa kelak wilayah kekuasaannya menjadi kari sak grakking atau sak megaring payung (hanya selebar payung mekar) , memang mewujud setelah Indonesia merdeka. Penghapusan wilayah kekuasaan Keraton Kasunanan Surakarta Adiningrat sebagai swapraja atau vorstenlanden menjadi penanda hilangnya kekuasaan riel Sri Susuhunan Paku Buwono XII (PB XII) menjadi pengampu kebudayaan di sekitar istana.

Pasca mangkatnya PB XII Keraton Surakarta Adiningrat, keraton meninggalkan warisan budaya dalam bentuk asset tangible dan intangible yang hingga saat ini  yang maslahatnya perlu menjadi perhatian segenap pemangku kepentingan budaya dan sejarah bangsa.  Oleh karena itu, yayasan Warna Warni Indonesia (WWI) dan Fakultas Sastra Sejarah UNS  berinisiatif untuk mengadakan seminar nasional  mendiskusikan posisi asset budaya dan sejarah  Keraton Surakarta untuk masyarakat, di dalam era pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia , belajar dari rentetan sejarah keberadaan Keraton Surakarta dari masa kolonial hingga mangkatnya PB XII  di era reformasi.

Output dan Outcome
Output seminar nasional  ini, diharapkan:
1.         Menampung masukan, kritik dan saran sehingga segenap pemangku kepentingan khususnya pemerintah dapat memposisikan Keraton untuk masyarakat.
2.       Mengungkap  kajian akademis sejarah keberadaan keraton  dan kontrak politik sejak berdiri sejak 1705  di masa PB I hingga PB XII.
3.       Memperkaya khasanah penulisan mengenai Keraton Surakarta yang direncanakan  diterbitkan oleh Yayasan Warna Warni Indonesia, sehingga  dapat disebarluaskan sebagai pengetahuan yang dapat menumbuhkan cara pandang objektif terhadap Keraton Surakarta.
4.      Memperkuat karakter bangsa yang  menghargai sejarahnya, bukan bangsa yang a-historis

Outcome yang diharapkan adalah edukasi  masyarakat untuk meneguhkan  paradigma baru tentang  Keraton sebagai milik masyarakat atau warisan bersama milik bangsa. Dengan demikian  Keraton adalah  bagian dari  upaya pemelihara asset  budaya, baik yang tangible maupun intangible, untuk  terus dikembangkan menjadi asset wisata yang bernilai tinggi.

 Rabu, 3 Juli 2013
08.00 sd 12.00 WIB
FSSR UNS

0 komentar:

>