Ungkapan tentang nasib Keraton
Surakarta Adiningrat, yang menyatakan bahwa kelak wilayah kekuasaannya menjadi kari sak grakking atau sak megaring payung (hanya selebar payung
mekar) , memang mewujud setelah Indonesia merdeka. Penghapusan wilayah
kekuasaan Keraton Kasunanan Surakarta Adiningrat sebagai swapraja atau vorstenlanden menjadi penanda hilangnya
kekuasaan riel Sri Susuhunan Paku Buwono XII (PB XII) menjadi pengampu
kebudayaan di sekitar istana.
Pasca mangkatnya PB XII Keraton
Surakarta Adiningrat, keraton meninggalkan warisan budaya dalam bentuk asset
tangible dan intangible yang hingga saat ini
yang maslahatnya perlu menjadi perhatian segenap pemangku kepentingan
budaya dan sejarah bangsa. Oleh karena
itu, yayasan Warna Warni Indonesia (WWI) dan Fakultas Sastra Sejarah UNS berinisiatif untuk mengadakan seminar
nasional mendiskusikan posisi asset
budaya dan sejarah Keraton Surakarta
untuk masyarakat, di dalam era pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia ,
belajar dari rentetan sejarah keberadaan Keraton Surakarta dari masa kolonial
hingga mangkatnya PB XII di era
reformasi.
Output dan Outcome
Output seminar nasional ini,
diharapkan:
1.
Menampung
masukan, kritik dan saran sehingga segenap pemangku kepentingan khususnya
pemerintah dapat memposisikan Keraton untuk masyarakat.
2.
Mengungkap
kajian akademis sejarah keberadaan keraton dan kontrak politik sejak berdiri sejak
1705 di masa PB I hingga PB XII.
3.
Memperkaya khasanah penulisan mengenai Keraton
Surakarta yang direncanakan diterbitkan
oleh Yayasan Warna Warni Indonesia, sehingga dapat disebarluaskan sebagai pengetahuan yang
dapat menumbuhkan cara pandang objektif terhadap Keraton Surakarta.
4.
Memperkuat karakter bangsa yang menghargai sejarahnya, bukan bangsa yang a-historis
Outcome yang diharapkan adalah edukasi masyarakat untuk meneguhkan paradigma baru tentang Keraton sebagai milik masyarakat atau warisan
bersama milik bangsa. Dengan demikian Keraton adalah
bagian dari upaya pemelihara
asset budaya, baik yang tangible maupun
intangible, untuk terus dikembangkan
menjadi asset wisata yang bernilai tinggi.
Rabu, 3 Juli 2013
08.00 sd 12.00 WIB
FSSR UNS
0 komentar:
Posting Komentar